Minoru Kagenou adalah seorang remaja yang lebih dari sekadar berlatih untuk mencapai kekuatan fisik yang luar biasa. Sejak ia masih kecil, ia selalu terobsesi dengan satu tujuan: menjadi yang terkuat di dunia. Namun, ambisinya tidak datang dari keinginan untuk mendapat pengakuan atau perhatian dari orang lain, melainkan dari keinginan yang lebih mendalam untuk hidup tanpa batasan. Keinginan ini mendorongnya untuk berlatih dengan keras, lebih keras daripada siapa pun yang ia kenal, hingga tubuhnya hampir tidak mampu lagi menanggung segala tekanan yang ia berikan. Ia ingin mengatasi kelemahan fisik manusia, untuk bisa membuktikan bahwa dirinya bukanlah makhluk yang lemah yang hanya bisa bergantung pada keterbatasan tubuh.
Namun, meskipun berlatih setiap hari, Minoru tetap merasa terkekang oleh kenyataan bahwa ia tidak bisa mengatasi kelemahan fisik manusia. Bahkan seiring berjalannya waktu, ia semakin merasa frustasi, karena meskipun sudah berusaha keras, dunia tidak pernah memberi ia kesempatan untuk membuktikan dirinya sebagai seseorang yang luar biasa. Terkadang, ia merasa seperti seorang pecundang yang hanya terjebak dalam rutinitas yang membosankan, berusaha menyembunyikan kekuatan sejatinya di balik penampilan yang biasa-biasa saja. Di siang hari, ia adalah siswa sekolah yang tampak seperti anak laki-laki biasa—pendiam, tidak menonjol, dan tidak menarik perhatian siapa pun. Namun, ketika malam datang, Minoru berubah menjadi sosok yang sangat berbeda. Ia mempersenjatai dirinya dengan linggis, memilih untuk mengarungi jalan-jalan sepi kota, dan menghabisi geng-geng motor yang sering membuat kerusuhan. Ia menyembunyikan identitas sejatinya, tidak ingin siapa pun mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya.
Namun, seperti halnya semua perjuangan dalam hidup, ia akhirnya mengalami titik terendahnya. Suatu hari, dalam sebuah insiden tragis, Minoru terlibat dalam sebuah kecelakaan truk yang mematikan. Saat itu, semuanya tampak berakhir. Sementara dunia berputar dalam kegelapan, dan hidupnya yang telah dipenuhi latihan keras dan kegigihan itu tampak sia-sia, Minoru merasa penyesalan yang mendalam. Di saat-saat terakhir hidupnya, ia menyadari bahwa tidak peduli seberapa keras ia berusaha, ia tetap terjebak dalam keterbatasan fisik manusia—dan tidak ada yang bisa ia lakukan untuk mengatasi kenyataan itu. Ia menyesal tidak pernah cukup kuat untuk mengatasi dunia yang tampaknya lebih besar dan lebih kuat darinya.
Namun, takdir tampaknya punya rencana lain untuk Minoru. Alih-alih benar-benar mati, Minoru terbangun di dunia lain yang sama sekali berbeda, sebuah dunia di mana sihir dan keajaiban adalah hal yang sangat biasa. Dunia ini, jauh berbeda dari dunia yang ia tinggalkan, penuh dengan keajaiban dan kekuatan yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya. Di dunia baru ini, Minoru tidak hanya hidup kembali, ia juga diberikan kesempatan untuk memperoleh kekuatan yang selama ini ia idam-idamkan. Tetapi di dunia baru ini, ia tak lagi menjadi Minoru Kagenou. Kali ini, ia lahir kembali sebagai Cid, seorang anak kedua dari keluarga bangsawan Kagenou.
Di dunia barunya, Cid menyadari bahwa ia tidak hanya diberikan kekuatan yang luar biasa, tetapi juga kesempatan untuk memulai hidup dari awal. Tanpa keterbatasan tubuh manusia yang menghalanginya, ia merasa bebas untuk mengejar keinginan terbesarnya: menjadi lebih kuat dari siapa pun. Namun, meskipun diberi kesempatan kedua, Cid tidak ingin menjadi pusat perhatian. Berbeda dengan Minoru yang berjuang untuk diakui, Cid justru lebih memilih untuk bersembunyi dalam bayang-bayang. Ia ingin menjadi sosok yang tersembunyi di balik kegelapan, tidak ingin diketahui oleh dunia sebagai sosok yang memiliki kekuatan luar biasa.
Dengan kekuatan barunya yang tampaknya tidak terbatas, Cid mulai membangun sebuah organisasi rahasia yang ia sebut Shadow Garden. Tujuan utama dari organisasi ini adalah untuk memerangi Cult of Diablos—sebuah kelompok misterius yang ada dalam imajinasinya sendiri. Cid, dengan segala kebijaksanaannya, membayangkan bahwa kelompok ini adalah musuh yang kuat dan berbahaya, yang akan menantangnya untuk menguji batas kekuatannya. Namun, seiring berjalannya waktu, semakin banyak anggota yang bergabung dengan Shadow Garden, dan semakin berkembang pengaruhnya, Cid mulai menyadari kenyataan yang tak terduga: Cult of Diablos yang ia bayangkan ternyata bukan hanya sebuah khayalan. Kelompok itu benar-benar ada, dan lebih kuat dari yang ia bayangkan.
Di balik peranannya sebagai sosok yang tersembunyi di balik bayang-bayang, Cid berusaha untuk tetap memimpin Shadow Garden dengan bijaksana, namun tanpa membiarkan dirinya terungkap. Di sisi lain, Shadow Garden mulai menarik perhatian dari berbagai pihak, baik dari kalangan bangsawan yang merasa terancam oleh kekuatan mereka, maupun dari individu-individu yang memiliki tujuan tertentu yang berkaitan dengan organisasi tersebut. Semakin besar pengaruh Shadow Garden, semakin banyak pula tantangan yang dihadapi oleh Cid dan para anggotanya. Meskipun Cid mencoba untuk menjaga jarak dari kekuasaan duniawi, ia tidak dapat menghindari kenyataan bahwa pengaruh Shadow Garden akan membawa dampak yang besar bagi dunia tempat ia kini tinggal.
Namun, yang lebih mengejutkan bagi Cid adalah kenyataan bahwa Cult of Diablos, yang ia anggap hanya sebagai sebuah kelompok khayalan dalam pikirannya, ternyata jauh lebih berbahaya daripada yang ia bayangkan. Organisasi ini bukan hanya sekadar sebuah kelompok teroris biasa—mereka adalah entitas yang memiliki kekuatan dan pengaruh yang tak terduga. Cid yang awalnya berniat untuk menghadapi mereka hanya sebagai permainan kini harus menghadapi kenyataan bahwa mereka mungkin menjadi ancaman nyata yang dapat menghancurkan segala sesuatu yang telah ia bangun. Dalam situasi yang semakin rumit ini, Cid dan anggota Shadow Garden harus berhadapan dengan musuh yang tak terduga dan lebih kuat dari yang mereka bayangkan.
Sebagai pemimpin Shadow Garden, Cid berusaha memanfaatkan segala kemampuan dan kecerdasannya untuk mengatur taktik dan strategi yang tepat. Namun, meskipun ia selalu berada di balik bayang-bayang, tak bisa dipungkiri bahwa kekuatannya semakin menarik perhatian dari banyak pihak. Keinginannya untuk tetap berada di balik layar, sambil berjuang melawan kekuatan yang lebih besar dari dirinya, menciptakan ketegangan yang tak terhindarkan. Dengan dunia yang semakin memperhatikan Shadow Garden, dan dengan Cult of Diablos yang semakin mengancam, perjalanan Cid menuju tujuannya menjadi semakin rumit dan penuh bahaya.
Di tengah semua kekacauan ini, Cid mulai menyadari bahwa, meskipun ia berusaha untuk tetap berada di bayang-bayang dan menghindari perhatian, kekuatan sejati yang ia miliki mungkin justru membawa dampak yang jauh lebih besar dari yang ia bayangkan. Namun, satu hal yang pasti bagi Cid: dalam dunia baru ini, ia tidak akan pernah kembali ke kehidupan lama yang penuh dengan keterbatasan dan penyesalan.
[Written by MAL Rewrite]